Jembatan Tayan yang melintasi Sungai Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, sepanjang 1.420 meter mulai dibangun dengan biaya sekitar Rp 740 miliar. Infrastruktur ini akan menghubungkan Kalimantan Barat dengan tiga provinsi lain di Pulau Kalimantan sehingga bisa meningkatkan mobilitas warga.
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis menuturkan, peningkatan mobilitas warga akan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian. ”Selama ini, warga harus menggunakan kapal feri penyeberangan. Setelah jembatan itu jadi, akses masyarakat makin mudah sehingga perekonomian pun terdorong,” kata Cornelis, di Kota Pontianak, Senin (1/4).
Jembatan Tayan menghubungkan Desa Tayan dan Desa Piasak, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau. Ini adalah infrastruktur utama untuk menghubungkan jalan trans-Kalimantan poros selatan di wilayah Kalbar. Jalan trans-Kalimantan poros selatan, tahun lalu, sudah menghubungkan Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, dan Kabupaten Sanggau. Setelah Jembatan Tayan selesai dibangun pada 2014, Kabupaten Sanggau akan terhubung dengan Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalbar Jakius Sinyor mengatakan, Jembatan Tayan dan jalan penghubungnya dianggarkan Rp 900 miliar. Sebagian besar dana yang dikucurkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara itu adalah dana pinjaman dari Pemerintah China. Menurut Jakius, jembatan itu juga akan menjadi infrastruktur utama yang menghubungkan Kalbar dengan Kalimantan Tengah melalui jalan raya. Jalan raya dari Ketapang menuju Kalimantan Tengah sedang diaspal dan ruas yang belum diaspal, sudah bisa dilalui kendaraan roda empat.
Selain meningkatkan mobilitas warga Kalbar dan Kalteng, Jembatan Tayan itu juga akan mendorong peningkatan mobilitas warga menuju dan dari Negara Bagian Sarawak, Malaysia. ”Masyarakat Kalteng tak perlu lagi mengeluarkan biaya besar untuk naik pesawat ke Kuching, Sarawak, setelah Jembatan Tayan itu selesai,” ujar Jakius.
Warga Balai Berkuak, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Hendrikus Christianus (30), mengatakan, jembatan itu juga akan memperpendek jarak tempuh dari Balai Berkuak ke Kota Pontianak. ”Saat ini, kami perlu waktu 4-5 jam ke Kota Pontianak karena harus menunggu kapal penyeberangan sungai. Jika Jembatan Tayan itu sudah bisa digunakan, kami hanya perlu waktu 3 jam untuk sampai ke Pontianak,” ujar Hendrikus.
Masyarakat pedalaman juga datang ke Kota Pontianak untuk berobat ke rumah sakit. (AHA)
+ komentar + 1 komentar
Posting Komentar